Anak Jawa Masuk Legiun Asing Prancis

Meski berjasa bagi Australia, dia diusir juga dari Australia. Hingga dia ke Kaledonia Baru dan mengabdi untuk Prancis.

OLEH:
Petrik Matanasi
.
Anak Jawa Masuk Legiun Asing PrancisAnak Jawa Masuk Legiun Asing Prancis
cover caption
Ilustrasi John Charles Buxton. (M.A. Yusuf/Historia.ID).

AWAL 1920-an Semarang adalah kota merah. Kota dengan banyak buruh ini dihuni banyak orang dari berbagai daerah di Jawa. Di masa itulah George Thomas Buxton, yang asal Inggris, tinggal di kota tersebut. Di Semarang, ia hidup dengan seorang perempuan Jawa bernama Soetjie.

Waktu kaum buruh merah masih “membara” di Semarang, Soetjie hamil. Bayinya kemudian lahir pada 7 Mei 1921 di Semarang dan dinamai John Charles Buxton. George tak malu mengakui darah dagingnya yang Indo itu. Hingga dewasa, John hidup di Semarang.

Pada awal 1942, datanglah balatentara Jepang. Ini mempengaruhi hidup John yang, seperti disebut Brisbane Telegraph tanggal 18 Oktober 1948, bekerja di sebuah pabrik cat. Dia tak nyaman dengan keadaan zaman pendudukan Jepang itu.

AWAL 1920-an Semarang adalah kota merah. Kota dengan banyak buruh ini dihuni banyak orang dari berbagai daerah di Jawa. Di masa itulah George Thomas Buxton, yang asal Inggris, tinggal di kota tersebut. Di Semarang, ia hidup dengan seorang perempuan Jawa bernama Soetjie.

Waktu kaum buruh merah masih “membara” di Semarang, Soetjie hamil. Bayinya kemudian lahir pada 7 Mei 1921 di Semarang dan dinamai John Charles Buxton. George tak malu mengakui darah dagingnya yang Indo itu. Hingga dewasa, John hidup di Semarang.

Pada awal 1942, datanglah balatentara Jepang. Ini mempengaruhi hidup John yang, seperti disebut Brisbane Telegraph tanggal 18 Oktober 1948, bekerja di sebuah pabrik cat. Dia tak nyaman dengan keadaan zaman pendudukan Jepang itu.

John nekat memutuskan pergi dari Jawa. Bermodal sedikit pemahaman geografi dan geopolitik dunia, John pergi ke arah tenggara Pulau Jawa, menuju benua yang disebut Australia. Semasa Perang Dunia II, Australia sebagai bagian dari persemakmuran Inggris, adalah lawan Jepang. 

Setelah mencapai daerah selatan Jawa, John berhasil naik kapal layar Mira Para. Kapal itu berlayar pada akhir 1942 dan pada tahun baru 1943 berhasil mencapai daratan Australia. Arsip NAA nomor PP6/1, 1947/H/949 koleksi Arsip Nasional Australia menyebut John tiba di Port Keats, Australia Utara, sekitar 1 Januari 1943.

John Charles Buxton, 13 Desember 1943. (National Archives of Australia/Wikimedia Commons).

Kisah Soeram

Otoritas Australia memeriksa John sebagai orang yang baru datang. John tidak membawa surat-surat identitas yang jelas. Namun, lantaran punya informasi tentang keadaan Jepang di Jawa, John menjadi berharga bagi militer Sekutu.

Setelah memberi penjelasan kepada otoritas Sekutu, John dijadikan tentara. Namun, bukan militer Hindia Belanda, Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL) yang mengambilnya, melainkan Angkatan Darat Australia, Australian Imperial Force (AIF). Sejak 19 September 1943, John Charles Buxton resmi bergabung dengan tentara Australia dengan nomor registrasi Q272298. Pangkatnya Private (Pte.) alias prajurit rendahan.

Dengan pengalamannya berlayar dari Jawa ke Australia dan sebagai orang yang paham bahasa Jawa dan Melayu pasar (Indonesia) yang dipakai banyak orang di Pulau Jawa, John adalah aset berharga bagi Sekutu. Ia kemudian dimasukkan ke dalam satuan khusus tentara Sekutu yang dikenal sebagai Z Force.

Sebagai anggota Z Force, John kemudian ditugaskan dalam sebuah misi penyusupan ke Jawa Tengah. Operasi itu diberi sandi Operasi Binatang. Namun, pemberangkatannya lama tertunda. 

Rencananya, John akan diberangkatkan awal 1944, namun batal karena kapal selam tidak tersedia. Pada Maret 1945, upaya menyusupkan John dengan kapal selam Telemachus ke sekitar Jepara juga gagal. Cuaca membuatnya harus berada di Darwin.

Akhirnya, kapal selam USS Blueback (SS-326) berhasil mengantarkan John ke pantai utara Jawa. “Mendarat di Jawa dekat Ujung Piring (dekat Jepara, red.) pada 27 Mei 1945,” kata John Buxton dalam laporannya yang terangkum dalam Arsip NAA nomor A3269, D1/A (Arsip Nasional Australia).

Sebagai anggota Z Force, John kemudian ditugaskan dalam sebuah misi penyusupan ke Jawa Tengah.

Sekeluar dari kapal selam, John dengan hati-hati naik perahu karet ke daratan. Tugas John di Jawa Tengah adalah memantau kekuatan militer Jepang di Semarang dan membangun jaringan perlawanan di sana.

John menuju Semarang dengan singgah di daerah Bendan Petik, Mayong. Di sana, dia berhasil membeli kartu identitas dari salah seorang penduduk seharga 75 dolar. Kartu identitas itu atas nama Soeram. John juga rela mengeluarkan 25 dolar karena Soeram memberinya makan, penginapan, dan angkutan. Sepanjang jalan hingga di Semarang, jika bertemu orang, John mengaku namanya Soeram dan tinggal di Bendan Petik. 

Misi John tidak mulus. Pencernaannya terganggu karena menderita disentri selama tiga bulan berada di Semarang. Dia bahkan tertangkap polisi pendudukan Jepang. Kala itu polisi sedang mencari Heiho yang kabur. John alias Soeram mungkin dikira Heiho tersebut. Namun, polisi Jepang dan kebanyakan orang percaya dia adalah Soeram. Misinya pun tetap aman.

Dalam misinya di Semarang, John alias Soeram berkenalan dengan Nona L. Joling. Dari Nona Joling, Soeram mengenal Gus Muntu yang orang Minahasa. Dari Gus Muntu, John mengenali anggota kelompok anti-Jepang lain di Semarang. Selain orang Manado, ada pula orang Tionghoa yang bergabung dalam kelompok anti-Jepang.

John berencana membawa Gus Muntu ke Australia, namun gagal. John tak tersentuh tentara Jepang dan terus berhubungan dengan kelompok anti-Jepang di Semarang. Penyamarannya berhasil. John alias Soeram bertahan di Jawa hingga menyerahnya tentara Jepang kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945.

Setelah Jepang kalah, John berhasil mencapai Jakarta. Dia sempat bertemu Letnan Kolonel Laurent van der Post di Hotel Des Indes. John kemudian diangkut ke Singapura dan kembali ke Australia.

Data John Charles Buxton dalam militer Australia. (National Archives of Australia).

Gugur di Vietnam

Setelah Perang Dunia II berakhir, John berada di Australia. Dia sempat bergabung dengan Royal Australian Air Force (RAAF). Namun, dengan menjadi tentara di Australia ternyata tak membuatnya bisa tinggal di Australia. Sebab, dia tidak punya bukti sebagai warga negara Inggris.

“Dengan ini anda diperingatkan bahwa anda harus menyelesaikan urusan anda dan mengatur untuk meninggalkan Persemakmuran sebelum 19 Oktober 1948,” kata Dinas Imigrasi seperti diberitakan The Daily News, 28 Oktober 1948.

John diberhentikan dari Angkatan Udara. Namun, sebagai pahlawan perang, John punya pembela Australia. Sebagian pihak menganggap langkah Dinas Imigrasi itu tidak terpuji.

John tetap tak bisa melawan kuasa Dinas Imigrasi Australia. Status pahlawan perangnya tak menjadi pertimbangan otoritas imigrasi Australia.

John akhirnya angkat kaki dari Australia. The Daily News tanggal 8 Juli 1949 menyebut dia tinggal sementara di Kaledonia Baru. Dia pergi ke Kaledonia Baru dengan diongkosi pemerintah Australia. Rupanya, John memenuhi syarat kesehatan untuk mendaftar Légion Etrangère alias Legiun Asing. Pada 6 Juli 1949, John berangkat ke Prancis untuk menjadi anggota legiun yang menerima segala jenis orang asing yang berperang untuk negara Prancis.*

Buy Article
Punya usulan tema?
promo
Apa tema menarik yang menurut anda layak ditulis untuk Historia Premium
SUBSCRIBE TO GET MORE
If you have a topic that you would like to publish into the Historia Premium, write an abstract and propose it to the internal communication team!
Subscribe
61dd035df96feb03f800b713
65ba297f38a6bdb6980d71b4