Aksi Ma Lin di Negeri Tiongkok

Henk Sneevliet pergi ke Tiongkok membawa misi membantu pengembangan Partai Komunis Tiongkok. Ia mengusulkan agar membangun kekuatan revolusioner dengan taktik yang sama seperti di Hindia Belanda.

OLEH:
Allan Akbar
.
Aksi Ma Lin di Negeri TiongkokAksi Ma Lin di Negeri Tiongkok
cover caption
Henk Sneevliet (kedua dari kiri) hadir di Kongres PKT I di Shanghai tahun 1921. (Adhitya Maheswara/Historia.ID).

PADA musim gugur 1920, Henk Sneevliet bertolak dari Belanda ke Tiongkok di bawah nama samaran Maring. Berbekal sangu 4000 pounds dan surat tugas sebagai perwakilan Executive Committee of the Communist International (ECCI) di Timur, dia membawa dua misi: membantu pengembangan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan menjajaki kemungkinan kerja sama antara PKT dengan nasionalis Kuomintang. 

Dalam perjalanannya, Sneevliet singgah di Singapura pada Mei 1921 untuk menemui Adolf Baars dan Darsono, kawan seiring membangun gerakan komunis di Hindia Belanda. Mereka dibuang oleh pemerintah kolonial dan sedang dalam perjalanannya menuju Moskow untuk menghadiri kongres Komintern ketiga. Ketiganya melanjutkan perjalanan bersama dan berpisah setibanya di Shanghai awal Juni 1921. Baars dan Darsono ke Moskow, sedangkan Sneevliet tetap tinggal di Shanghai. 

Di kota pelabuhan itu Sneevliet tetap menyembuyikan identitasnya dengan nama Ma Lin (ejaan Tiongkok untuk Maring) dan keberadaannya hanya diketahui sedikit kalangan. “Tidak ada orang yang mengetahui dia pergi ke Tiongkok. Apabila diketahui, dia dapat diusir dengan segera. Pertemuannya dengan tokoh-tokoh komunis Tiongkok diadakan di lokasi rahasia,” kata Marien van der Heijden, peneliti International Institute for Social History, Amsterdam, Belanda. Seperti dikutip rnw.nl, 29 Juli 2009.

PADA musim gugur 1920, Henk Sneevliet bertolak dari Belanda ke Tiongkok di bawah nama samaran Maring. Berbekal sangu 4000 pounds dan surat tugas sebagai perwakilan Executive Committee of the Communist International (ECCI) di Timur, dia membawa dua misi: membantu pengembangan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan menjajaki kemungkinan kerja sama antara PKT dengan nasionalis Kuomintang. 

Dalam perjalanannya, Sneevliet singgah di Singapura pada Mei 1921 untuk menemui Adolf Baars dan Darsono, kawan seiring membangun gerakan komunis di Hindia Belanda. Mereka dibuang oleh pemerintah kolonial dan sedang dalam perjalanannya menuju Moskow untuk menghadiri kongres Komintern ketiga. Ketiganya melanjutkan perjalanan bersama dan berpisah setibanya di Shanghai awal Juni 1921. Baars dan Darsono ke Moskow, sedangkan Sneevliet tetap tinggal di Shanghai. 

Di kota pelabuhan itu Sneevliet tetap menyembuyikan identitasnya dengan nama Ma Lin (ejaan Tiongkok untuk Maring) dan keberadaannya hanya diketahui sedikit kalangan. “Tidak ada orang yang mengetahui dia pergi ke Tiongkok. Apabila diketahui, dia dapat diusir dengan segera. Pertemuannya dengan tokoh-tokoh komunis Tiongkok diadakan di lokasi rahasia,” kata Marien van der Heijden, peneliti International Institute for Social History, Amsterdam, Belanda. Seperti dikutip rnw.nl, 29 Juli 2009.

Tak lama di Shanghai, Sneevliet pergi ke Peking (Beijing) menemui Li Ta-chao, tokoh Korps Pemuda Sosialis Beijing (Peking Socialist Youth Corps) dan Zhang Guotao, aktivis Gerakan Empat Mei (May Fourth Movement) 1919 yang juga pemimpin kelompok studi Marxis di Tiongkok. Keduanya perumus pendirian Partai Komunis Tiongkok (PKT). Kepada mereka Sneevliet menyarankan agar PKT segera menggelar kongres partai nasional. Usul Sneevliet diterima. 

Surat jalan Henk Sneevliet atas nama Philipp. (Koleksi Keluarga Henk Sneevliet).

Kongres PKT pertama dimulai di Shanghai pada 23 Juli 1921. Lima belas delegasi hadir (versi lain menyebutkan 13 delegasi), salah satunya Mao Zedong, yang kelak memegang peran penting dalam sejarah Tiongkok. Sneevliet dan M. Nikolsky dari perwakilan Biro Timur Jauh Komintern turut serta sebagai peninjau. Kongres berakhir pada 31 Juli 1921 dan berhasil merumuskan landasan partai serta memilih Chen Duxiu sebagai ketua partai. 

Usai dengan misi pertamanya, pada Desember 1921 Sneevliet menemui Sun Yat Sen di Kweilin, Provinsi Guangxi. Menurut Dov Bing dalam Sneevliet and the Early Years of the CCP, di pertemuan itu mereka mendiskusikan kemungkinan kerja sama antara PKT dengan Kuomintang. Revolusi yang menumbangkan kekaisaran Qing masih menyisakan masalah bagi Tiongkok. Para penguasa perang (warlords) berkuasa di mana-mana, bertindak selayaknya preman politik di bawah wilayah kekuasaannya sendiri-sendiri. Kerja sama PKT dan Kuomintang langkah penting untuk mengatasi persoalan tersebut. 

Sneevliet berupaya meyakinkan Sun Yat Sen, namun tokoh nasionalis Tiongkok itu kurang meminati idenya. Sun Yat Sen memilih fokus pada aksi oposisinya di Kanton melawan pemerintahan di Beijing. Sikap tersebut mengecewakan Sneevliet. Kendati demikian dia tetap berharap agar PKT dan Kuomintang tetap bisa bekerja sama, terlebih setelah Sneevliet melihat sendiri aksi mogok massal pelaut Tiongkok Selatan yang disokong oleh Kuomintang. Baginya, Kuomintang tetap elemen penting dalam gerakan revolusioner di Tiongkok. 

Paspor Henk Sneevliet atas nama Philipp. (Koleksi Keluarga Henk Sneevliet).

Strategi dalam Blok

Setelah masa tugasnya selesai, pada 23 April 1922 Sneevliet meninggalkan Tiongkok dengan menumpang kapal SS Kashima Maru. Di Moskow, Sneevliet membuat laporan terperinci mengenai situasi politik Tiongkok dan menyampaikan kepada ECCI pada 17 Juli 1922. Ada tujuh laporan Sneevliet dan pada intinya mengatakan kesempatan terbaik Komintern untuk masuk ke Tiongkok terletak pada Kuomintang. 

“Satu-satunya organisasi nasional revolusioner di Tiongkok adalah Kuomintang yang terdiri dari kelompok liberal-demokratik borjuis, sedikit saja kalangan borjuis dan sebagian terdiri dari intelektual dan golongan pekerja,” kata Sneevliet dalam laporannya. 

Menurut Sneevliet, kaum buruh di Tiongkok masih terlalu lemah untuk bersatu melawan imperialis dan agen-agen feodalis. Jalan terbaik adalah melebur masuk ke dalam tubuh Kuomintang dengan risiko kehilangan identitas politiknya. “Bagaimana pun ini adalah harga yang harus dibayar oleh Partai Komunis Tiongkok,” lanjut Sneevliet. 

Strategi yang sama pernah digunakan Sneevliet di Hindia Belanda. Anggota ISDV masuk ke dalam Sarekat Islam. Taktik ini berhasil dan mengilhami Sneevliet untuk menerapkan strategi serupa. ECCI setuju dan menugaskan Sneevliet kembali untuk pergi ke Tiongkok, membawa misi lanjutan. Untuk memuluskan siasat, atas anjuran ECCI, PKT memindahkan markasnya ke Kanton dan mendekatkan kontak dengan Sneevliet.

Pada Agustus 1922 Sneevliet kembali ke Tiongkok. Kali ini dengan nama samaran Philips. Setibanya di Tiongkok, dia langsung menemui Sun Yat Sen di Shanghai. Setelah berupaya meyakinkan, Sun Yat Sen akhirnya menerima ide Sneevliet. Kaum komunis bergabung dengan Kuomintang secara perseorangan, sehingga mereka tetap menjadi anggota Kuomintang maupun PKT, yang tetap sebagai organisasi terpisah. Aliansi itu dikenal dengan nama First United Front. 

Setelah didapuk sebagai anggota Biro Timur Jauh Komintern di Vladivostok, Sneevliet kembali ke Tiongkok. Kali ini untuk menghadiri kongres ketiga PKT di Kanton, 12–20 Juni 1923. Hasil kongres tersebut membuat Sneevliet senang karena akhirnya PKT meratifikasi strategi Sneevliet untuk berkooperasi dengan Kuomintang. Sneevliet boleh bernapas lega. Dia pun memutuskan kembali ke Belanda dengan terlebih dahulu singgah di Moskow pada awal 1924. 

Tiga tahun setelah kongres, First United Front membentuk Pasukan Revolusi Nasional (National Revolutionary Army) dan menunjuk Jenderal Chiang Kai Shek sebagai pemimpinnya. Front melancarkan perang terhadap para penguasa perang. Gempuran yang terus menerus berakhir dengan kemenangan di pihak front pada 1928. Strategi Sneevliet terbukti manjur bagi Tiongkok.

Majalah Historia No. 13 Tahun II 2013

Buy Article
Punya usulan tema?
promo
Apa tema menarik yang menurut anda layak ditulis untuk Historia Premium
SUBSCRIBE TO GET MORE
If you have a topic that you would like to publish into the Historia Premium, write an abstract and propose it to the internal communication team!
Subscribe
61dd035df96feb03f800b713
6517b9c550802876d488a01b