Alkisah Kertas Tua dari Kastil Batavia

Ribuan lembar arsip dari zaman VOC tersimpan di kantor Arsip Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Telah diakui UNESCO sebagai warisan sejarah dunia.

OLEH:
Bonnie Triyana
.
Alkisah Kertas Tua dari Kastil BataviaAlkisah Kertas Tua dari Kastil Batavia
cover caption
Depo arsip VOC di ANRI. (Micha Rainer Pali/Historia.ID).

SELEMBAR kertas tua tampak diletakkan di atas alat pemindai. Sejurus kemudian alat tersebut bekerja, merekam lembaran kertas tua menjadi sebuah gambar digital yang tersimpan di dalam komputer. Tak hanya selembar, ada ribuan lembar kertas tua yang sedang dan telah didigitalisasi oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Ribuan lembar kertas tua rapuh itu berasal dari abad 17 sampai dengan 18, berbahasa Belanda lama dan ditulis tangan. Hampir semua informasi di dalamnya memuat keterangan tentang aktivitas Vereeniging Oostindie Compagnie (VOC), kompeni dagang Belanda di wilayah Nusantara.

Sebagai bekas wilayah pusat kegiatan VOC yang terluas, Indonesia mewarisi berlimpah arsip yang apabila diletakkan dalam posisi berdiri berjajar, panjangnya bisa mencapai 2,5 kilometer. Direktur Pengolahan Arsip ANRI Azmi mengatakan kekayaan arsip VOC di Indonesia melebihi jumlah arsip VOC yang ada di Belanda.

SELEMBAR kertas tua tampak diletakkan di atas alat pemindai. Sejurus kemudian alat tersebut bekerja, merekam lembaran kertas tua menjadi sebuah gambar digital yang tersimpan di dalam komputer. Tak hanya selembar, ada ribuan lembar kertas tua yang sedang dan telah didigitalisasi oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Ribuan lembar kertas tua rapuh itu berasal dari abad 17 sampai dengan 18, berbahasa Belanda lama dan ditulis tangan. Hampir semua informasi di dalamnya memuat keterangan tentang aktivitas Vereeniging Oostindie Compagnie (VOC), kompeni dagang Belanda di wilayah Nusantara.

Sebagai bekas wilayah pusat kegiatan VOC yang terluas, Indonesia mewarisi berlimpah arsip yang apabila diletakkan dalam posisi berdiri berjajar, panjangnya bisa mencapai 2,5 kilometer. Direktur Pengolahan Arsip ANRI Azmi mengatakan kekayaan arsip VOC di Indonesia melebihi jumlah arsip VOC yang ada di Belanda.

“Arsip Nasional ini memiliki khazanah arsip VOC yang cukup besar, bahkan melebihi yang dimiliki oleh negara asalnya sendiri dan negara yang pernah diduduki oleh VOC, baik di Afrika Selatan maupun Srilanka,” ujar Azmi kepada Historia.

Proses pemeriksaan arsip VOC di ANRI. (Micha Rainer Pali/Historia.ID).

Sejarawan-cum-arsiparis senior Mona Lohanda mengatakan, sebetulnya dokumen arsip VOC juga dimiliki oleh beberapa negara lain di mana VOC pernah berkuasa seperti di Cape Town di Afrika Selatan, Chennai di India, Kolombo di Srilanka, dan di Nagasaki, Jepang. Menurut Mona, Batavia sebagai pusat administrasi VOC di Timur menjadikannya titik silang arus korespondensi antara berbagai pos dagang VOC di Asia dan Afrika.

“Waktu Batavia dijadikan ibukota pemerintah kolonial Hindia Belanda, maka semua dokumen VOC sampai dengan periode Hindia Belanda juga terdapat di Jakarta,” kata Mona yang ditemui Historia di kantor ANRI, Jl. Ampera Raya No. 7, Cilandak, Jakarta Selatan.

Secara umum, arsip VOC yang tersimpan di ANRI itu dibagi ke dalam dua kategori. Pertama, arsip yang diciptakan dan dahulu disimpan di Kastil Batavia, bekas kantor pusat VOC di Asia. Bagian ini meliputi arsip Pemerintah Agung (Gubernur Jenderal serta para anggota Dewan Kotapraja Belanda di Asia). Kedua, arsip pribadi maupun lembaga-lembaga publik di Batavia.

Mona Lohanda, sejarawan-cum-arsiparis senior ANRI. (Micha Rainer Pali/Historia.ID).

Pelestarian Arsip

Merawat arsip dari abad ke-17 dan 18 di negara beriklim tropis seperti Indonesia bukan perkara mudah. Usia kertas yang tak lagi muda sulit bersahabat dengan kelembaban tinggi. Menurut Azmi, keseluruhan berkas asli arsip VOC tersebut disimpan di dalam ruangan khusus bersama kelompok arsip kolonial Hindia Belanda.

“Kita (ANRI) mempunyai ruang sendiri yang disebut depo, khusus untuk menyimpan arsip kolonial. VOC kita kategorikan termasuk arsip kolonial, bersama Hindia Belanda,” ujarnya.

Penggandaan arsip secara digital juga dilakukan oleh ANRI untuk menyelamatkan kisah sejarah VOC yang termuat dalam jutaan lembar kertas tua itu. Sejak 2011 ANRI menggandeng Yayasan Corts, sebuah organisasi non-pemerintah dari Belanda yang bergerak dalam bidang kebudayaan. Yayasan Corts tertarik melakukan digitalisasi arsip-arsip VOC abad ke 17 dan 18 yang tersimpan di ANRI.

Bukan sekadar tertarik, Yayasan Corts juga menggelontorkan sejumlah dana untuk proyek digitalisasi arsip. Menurut Azmi, ANRI memiliki keterbatasan dana untuk mengerjakan kegiatannya. “Dalam hal ini, selain recovery arsip rusak dengan cara memperbaiki kerusakan fisik, itu dilakukan oleh Arsip Nasional. Nah, untuk digitalisasi karena [dana] terbatas ya, jadi kita kerjasama dengan Corts,” ujarnya.

Risma Manurung, arsiparis yang terlibat di dalam proyek digitalisasi arsip VOC, menerangkan, beberapa jenis arsip yang telah dan sedang didigitalisasi, antara lain koleksi hoge regering (Pemerintahan Agung, pusat administrasi VOC di Batavia), seri daghregister (catatan harian), resolutie boeken (buku-buku keputusan), dan bijlagen resolutie boeken (buku-buku lampiran keputusan).

Atas bantuan Yayasan Corts, memungkinkan ANRI menggunakan alat pemindai super canggih bermerk Zeutsche OS 14000 A1 buatan Jerman yang sering digunakan untuk memindai jilid-jilid tebal dengan baik. Alat tersebut dikalibrasi secara sempurna di pabrik Zeutsche di Thubingen, Jerman. Dengan alat itu diperoleh hasil pemindaian 3D berwarna yang berkualitas tinggi.

Proses pengambilan arsip VOC di ANRI. (Micha Rainer Pali/Historia.ID).

Publikasi Arsip

Sebagian arsip VOC yang telah dialih bentuk digital dan diterjemahkan diunggah ke laman sejarah-nusantara.go.id. Koleksi yang diberi judul “Harta Karun” itu terbuka diakses secara online oleh publik. Laman itu menyajikan banyak informasi berkaitan dengan arsip VOC. Tak hanya memuat makalah karya para sejarawan pakar VOC, tapi juga memuat berkas arsip digital berikut penjelasannya dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Belanda.

Dari informasi yang dimuat dalam laman sejarah-nusantara.anri.go.id disebutkan ada empat tujuan utama penyusunan koleksi “Harta Karun” tersebut: pertama berdasarkan pembuat dokumen, apakah ia seorang pejabat perusahaan Eropa, pedagang swasta atau warga yang bermukim di wilayah jajahan Belanda.

Kedua, arsip yang dibuat oleh orang-orang Asia, termasuk karya para sultan, penguasa dan raja setempat, serta juga hasil kerja para warga biasa seperti pedagang dan penduduk. Dalam kelompok arsip ini, sebagian besar dokumen merupakan hasil terjemahan para kerani Belanda di Kastil Batavia. Mereka menerjemahkan semua surat-surat yang aslinya ditulis dalam bahasa Melayu, Jawa, Sunda, Timor, Madura, Cina dan bahasa-bahasa Asia lain.

Ketiga, dokumen-dokumen yang menyediakan informasi terkait interaksi Asia-Eropa, kegiatan maritim, interaksi diplomatik serta pertempuran bersenjata dan kerjasama ekonomi; yaitu semua hal yang berhubungan dengan ekspansi kolonial di masa awal modern dan berlangsung dalam kurun waktu perdagangan global.

Keempat, untuk menemukan kembali sejarah terkait salah satu kota pelabuhan maritim kolonial besar di Asia, yakni Batavia. Dengan publikasi arsip VOC secara online, ANRI berharap bisa menyumbangkan bagi upaya penemuan kembali Batavia sebagai sebuah kota yang penduduknya terutama adalah orang-orang Asia.

Menurut Kepala ANRI Mustari Irawan, arsip VOC yang dimiliki ANRI sudah didaftarkan ke UNESCO. “Pada Maret 2004, khazanah arsip VOC telah diakui oleh UNESCO dan dimasukkan dalam Memory of the World Register,” kata Mustari dalam sambutannya di laman sejarah-nusantara.anri.go.id.

Dengan demikian, “khazanah arsip tersebut telah dilindungi serta diakui secara internasional sebagai warisan sejarah dunia,” kata dia menambahkan.*

Proses pemilahan arsip VOC di ANRI. (Micha Rainer Pali/Historia.ID).

Kalau Senang, Pasti Senang...

Tak mudah membaca aksara Belanda lama yang tergurat pada lembaran arsip VOC. Mengenali tiap kata yang terungkai pada baris-baris kalimat pun bukan urusan gampang. Para arsiparis dan sejarawan yang mengakrabi arsip-arsip VOC itu harus lebih dulu menguasai paleografi, ilmu yang meneliti perkembangan bentuk tulisan atau tulisan kuno, untuk memahami isi arsip-arsip tersebut.

Sejarawan Universitas Gadjah Mada Sri Margana yang mendalami sejarah VOC di Universitas Leiden wajib lulus mata kuliah paleografi sebelum melakukan penelitian arsip untuk penulisan tesis dan disertasinya. “Kalau belum lulus paleografi belum bisa meneliti arsip VOC,” kata dia.

Berbeda dari Sri Margana, sejarawan-cum-arsiparis senior Mona Lohanda tak pernah belajar paleografi secara khusus. Mona pun tak pernah ikut kursus bahasa Belanda. “Aku masuk ANRI tidak ada training apa-apa, belajar bahasa Belanda cuma dari jurusan sejarah semasa mahasiswa, tidak pernah ikut kursus di Erasmus,” kenang Mona.

Persentuhan pertamanya dengan arsip VOC terjadi usai kuliah dari School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London. Mona menekuni arsip VOC terdorong pertanyaan seorang kawannya tentang kenapa negeri kecil seperti Belanda bisa kuasai Indonesia yang luas selama beratus tahun.

“Dari pengetahuan yang aku peroleh lewat arsip VOC, sekarang aku ngerti kenapa kita kok bisa dijajah dan Belanda bisa bertahan ratusan tahun di negeri ini,” kata Mona.

Bukan hanya sejarawan, arsiparis yang terlibat di dalam tim pengolahan arsip VOC datang dari berbagai latar belakang pendidikan. “Ada dari jurusan sastra Belanda dan sastra Jawa,” kata Risma Manurung, koordinator pengolahan arsip VOC di ANRI.

Walau latar belakang pendidikan beragam, namun para arsiparis itu memiliki minat yang tinggi pada arsip-arsip VOC yang mereka kerjakan. Menurut Risma, hasrat dan keingintahuan yang tinggi membuatnya betah berlama-lama mengerjakan tumpukan kertas tua nan rapuh itu.

“Kalau kita senang dengan arsip lama, kita akan senang. Kerja di sini harus ada passion-nya. Kita harus belajar, di sini butuh kesabaran yang tinggi,” ujar Risma menutup cerita.*

Majalah Historia No. 22 Tahun II 2015

Buy Article
Punya usulan tema?
promo
Apa tema menarik yang menurut anda layak ditulis untuk Historia Premium
SUBSCRIBE TO GET MORE
If you have a topic that you would like to publish into the Historia Premium, write an abstract and propose it to the internal communication team!
Subscribe
61dd035df96feb03f800b713
679c291043a72a29c6b9c489
X

Pengumuman

Website Historia.ID Premium akan dinonaktifkan per akhir Februari 2025 karena kami sedang melakukan migrasi konten ke website Historia.ID

Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Terima kasih
Historia.ID