Arsip Pembunuhan Kennedy

Sudah puluhan ribu arsip dirilis, namun pembunuhan Presiden John F. Kennedy belum juga menemukan titik terang. Arsip CIA menyebut keterlibatan Uni Soviet.

OLEH:
Randy Wirayudha
.
Arsip Pembunuhan KennedyArsip Pembunuhan Kennedy
cover caption
Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy. (JFK Library).

KENDATI sempat tertunda, Badan Arsip Amerika Serikat (National Archives and Records Administration/NARA), akhirnya merilis hampir 1.500 arsip tentang pembunuhan Presiden John F. Kennedy pada 15 Desember 2021. Langkah itu diambil berdasarkan memo Presiden Joe Biden pada 22 Oktober 2021.

Arsip dan dokumen yang dibuka untuk umum itu berasal dari Badan Intelijen Pusat (CIA) dan Biro Investigasi Federal (FBI). Arsip-arsip itu semestinya dibuka pada April 2018, namun Presiden Donald Trump memilih menundanya.

Arsip pembunuhan Kennedy mesti dibuka secara berangsur sejak Kongres mengeluarkan President John F. Kennedy Assasination Records Collection Act pada 1992. Arsip-arsip itu dibuka setelah melalui tinjauan Assasination Records Review Board (ARRB). Terlebih sejumlah sejarawan dan publik tak percaya pada laporan Komisi Warren bahwa pembunuhan terhadap Kennedy pada 22 November 1963 dilakukan hanya oleh eks anggota Marinir AS, Lee Harvey Oswald.

KENDATI sempat tertunda, Badan Arsip Amerika Serikat (National Archives and Records Administration/NARA), akhirnya merilis hampir 1.500 arsip tentang pembunuhan Presiden John F. Kennedy pada 15 Desember 2021. Langkah itu diambil berdasarkan memo Presiden Joe Biden pada 22 Oktober 2021.

Arsip dan dokumen yang dibuka untuk umum itu berasal dari Badan Intelijen Pusat (CIA) dan Biro Investigasi Federal (FBI). Arsip-arsip itu semestinya dibuka pada April 2018, namun Presiden Donald Trump memilih menundanya.

Arsip pembunuhan Kennedy mesti dibuka secara berangsur sejak Kongres mengeluarkan President John F. Kennedy Assasination Records Collection Act pada 1992. Arsip-arsip itu dibuka setelah melalui tinjauan Assasination Records Review Board (ARRB). Terlebih sejumlah sejarawan dan publik tak percaya pada laporan Komisi Warren bahwa pembunuhan terhadap Kennedy pada 22 November 1963 dilakukan hanya oleh eks anggota Marinir AS, Lee Harvey Oswald.

“Semua arsip pemerintah mengenai pembunuhan Presiden John F. Kennedy pada akhirnya mesti dibuka agar publik mendapat informasi tentang sejarah di sekitar pembunuhan tersebut. Mayoritas arsip yang berkaitan dengan pembunuhan Presiden John F. Kennedy berusia hampir 30 tahun, dan hanya pada kasus-kasus tertentu memerlukan legitimasi untuk keberlanjutan perlindungan arsip-arsip tersebut,” kata Biden dalam potongan memo yang dirilis laman resmi Gedung Putih, 22 Oktober 2021.

Konvoi John F. Kennedy dan Jacqueline Kennedy didampingi Gubernur Texas John Bowden Conally Jr. beserta istri pada 22 November 1963. (Walt Cisco/Dallas Morning News, 24 November 1963).

Meski undang-undang tentang koleksi arsip Kennedy sudah diloloskan Kongres sejak 1992, namun NARA baru merilis 441 arsip FBI dan CIA pertama pada 24 Juli 2017. Itu diikuti oleh pembukaan berangsur-angsur 3.369 arsip lain, kendati pada beberapa bagian tetap ditutupi dengan alasan keamanan. Pada April 2018 dibuka lagi arsip sebanyak 2.891. Kemudian berangsur-angsur dirilis 676 arsip pada 3 November 2018 dan 13.213 lainnya pada 9 November 2018. Sebelum ditunda Trump, NARA sempat diizinkan merilis 10.744 arsip yang beberapa bagiannya disensor atas perintah Trump, dan 3.539 arsip secara penuh pada 15 Desember 2018.

Kendati puluhan ribu arsip sudah dirilis, publik, terutama peneliti dan sejarawan, menganggap informasi sesungguhnya tentang pembunuhan Kennedy masih seujung kuku. Misteri tentang pembunuhan Kennedy masih dianggap samar karena nyaris tak ada hal baru dari puluhan ribu arsip yang sebelumnya dibuka. Terlebih dari puluhan ribu arsip itu, tak semuanya dibuka secara utuh. Masih ada sekitar 15 ribu potongan arsip dan dokumen yang masih ditahan pemerintah. Diperkirakan Presiden Biden masih akan menundanya.

“Selalu saja ‘lain waktu’. Redaksional dan penghilangan beberapa bagian (dokumen) membuat semua yang dirilis berisi informasi minimal dan nyaris tak bernilai. Kurangnya transparansi dan fakta bahwa dokumen-dokumen ini diberikan setelah 58 tahun rasanya seperti kita mencabut semua gigi di mulut –itu alasannya mengapa kita punya banyak teori konspirasi,” kata Larry Sabato, sejarawan dan peneliti University of Virginia, kepada CNN, 16 Desember 2021.

Kolase penembakan John F. Kennedy yang juga melukai gubernur Texas dan seorang warga. (Wikipedia Commons).

Dugaan Keterlibatan Uni Soviet

Presiden Kennedy dibunuh saat sedang bersama ibu negara Jacqueline Kennedy berkonvoi di mobil beratap terbuka yang melintas di Dealey Plaza, Dallas, Texas pada pukul 12.30 siang, 22 November 1963. Kennedy ditembus timah panas dari senapan Carcano M91/38 yang berada di sebuah gedung dekat Dealey Plaza. Meski segera dilarikan ke Rumah Sakit Parkland Memorial, namun nyawa Kennedy tak tertolong. Dia dinyatakan meninggal pada pukul satu siang.

Tak sampai dua jam, Kepolisian Dallas berhasil menciduk Lee Harvey Oswald. Tetapi saat proses pemindahan penahanan Oswald pada 24 November 1963, Oswald ditembak mati di ruang bawah tanah markas Kepolisian Dallas oleh seorang pemilik klub malam, Jack Ruby. Meski Ruby ditangkap, ia pun dinyatakan tewas di dalam penjara pada 1967 sebelum bisa disidangkan.

Untuk menginvestigasi pembunuhan Kennedy, Presiden Lyndon B. Johnson membentuk Komisi Warren pada 29 November 1963. Hasil investigasi Komisi memutuskan Oswald maupun Ruby bertindak sendirian. Hal ini membuat publik tak percaya laporan Komisi Warren. Teori-teori konspirasi pun bermunculan.

Lee Harvey Oswald dinyatakan sebagai pelaku pembunuhan John F. Kennedy. (USMC/NARA).

Itu diperkuat dengan sedikit informasi baru yang dirilis pada 15 Desember 2021. Antara lain arsip CIA bertanggal 24 November 1963, yang mengungkap Oswald bukan pelaku tunggal. Disebutkan bahwa Oswald telah membelot ke Uni Soviet sejak 1959. Setidaknya dua kali dia mencoba datang ke Kedutaan Besar Kuba dan Uni Soviet di Mexico City, Meksiko, pada 27 September dan 3 Oktober 1963. 

“Dari tinjauan berkas-berkas agensi (CIA) terhadap Lee Harvey Oswald, menjadi jelas bahwa stasiun agensi lapangan, utamanya di Mexico City dan Miami, tidak lengah terhadap kemungkinan bahwa Oswald tidak bertindak sendirian,” demikian bunyi laporan tersebut.

Oswald juga disebutkan berkomunikasi dengan Konsul Soviet di Kuba Valery Kostikov dan Silvia Duran, pegawai Meksiko yang bekerja di Kedutaan Kuba. Diinformasikan pula tentang pengajuan visa Oswald sejak 1 Oktober untuk bisa terbang ke Odessa, Uni Soviet dengan transit di Kuba.

“Stasiun (agen CIA) Meksiko memang tak menemukan foto Oswald memasuki Kedutaan Soviet atau Kuba. Tetapi pencarian data dari operasi teknis mengungkapkan (sesuatu). Informasi (rekaman telepon) ini banyak didapat, meski namanya tak disebutkan, tetapi pakar kami yang mengawasi mengatakan suaranya sangat identik dengan suara Oswald,” sambung laporan CIA tersebut.

Lee Harvey Oswald ditembak Jack Ruby di rubanah Kepolisian Dallas. (Dallas Times Herald, 25 November 1963).

Pengungkapan laporan itu menimbulkan kontradiksi terhadap pernyataan via telepon Direktur FBI J. Edgar Hoover kepada Presiden Johnson pada 23 November 1963. Mengutip Anthony Summers dalam Not in Your Lifetime, saat itu Presiden Johnson menanyakan kepada Hoover mengenai perkembangan penyelidikan keberadaan Oswald di Kedutaan Soviet di Meksiko.

“Tidak. Kami punya rekaman dan foto seseorang di Kedutaan Soviet, menggunakan nama Oswald. Foto dan rekaman itu tidak sesuai dengan suara atau penampilan orang itu (Oswald, red.). Dengan kata lain, sepertinya ada orang kedua di Kedutaan Soviet saat itu,” jawab Hoover.

Laporan baru lain adalah arsip CIA bertanggal 5 Maret 1964. Arsip itu memperkuat latar belakang Oswald sebagai pembelot. Dia berdiam di Minsk selama Oktober 1959–Juni 1962. Laporan itu menyebutkan daftar 19 orang yang pernah berhubungan dengan Oswald, dua di antaranya dari Kementerian Dalam Negeri Soviet, yaitu Demushkina dan Nikolay Arsenov.

Laporan CIA lain yang baru dirilis dan mengarahkan tudingannya terhadap dugaan keterlibatan Soviet, adalah laporan bertanggal 22 Mei 1964. Laporan itu menyebutkan, pada 15 Oktober 1962, seorang berkewarganegaraan Polandia yang mengaku jadi sopir di Kedutaan Soviet di Canberra, Australia, menelepon atase Angkatan Laut AS. Sopir yang tak mengungkap identitasnya itu mengatakan bahwa beberapa tokoh di negara-negara Eropa Timur menawarkan hadiah 100 ribu dolar untuk membunuh Presiden Kennedy. Orang-orang yang akan membunuh Kennedy itu, kata sang sopir, adalah orang-orang komunis di Inggris, Hong Kong, dan beberapa negara lain.

“CIA menerima salinan kabel (rekaman telepon) itu dari Departemen AL yang berasal dari atase AL di Canberra. Penelepon itu mengungkap dirinya sopir Polandia untuk Kedutaan Soviet. Individu ini membicarakan isu-isu intelijen, menyinggung kemungkinan pemerintah Soviet membiayai pembunuhan Presiden Kennedy. Sebagai catatan, CIA (pusat) tak mengetahui telepon tahun 1962 ini sebelumnya,” kata arsip yang dibuat Deputi Direktur Perencanaan CIA Richard Helms tersebut.

Lee Harvey Oswald ketika berada di Minsk pada 1959–1962. (NARA).

Alasan kenapa CIA tak menerima info tersebut adalah karena telepon dari seorang yang mengaku sopir Polandia itu dianggap prank alias main-main. Terlebih agen-agen CIA di Canberra sebelumnya telah diyakinkan otoritas Australia bahwa sopir-sopir yang bekerja di Kedutaan Soviet semuanya warga negara Soviet. Tidak ada satupun yang berkewarganegaraan Polandia.

Selain dari dua informasi itu, tak ada informasi baru dari 1.491 arsip yang dirilis NARA pada 15 Desember 2021. Sejumlah peneliti dan sejarawan pun menganggap pemerintah hanya setengah hati dan terus mengulur pengungkapan arsip-arsip lain yang lebih signifikan. 

“Saya paham bukan tugas Arsip Nasional untuk membantu para periset, jurnalis, dan sejarawan menyelami rilisan-rilisan baru ini. Demi transparansi, mestinya pemerintahan Biden bisa meminta Arsip Nasional untuk menerbitkan setiap dokumen secara tandem dengan salinan dari rilisan sebelumnya dan versi dokumen suntingan yang sama. Jika begitu kita bisa langsung tahu mana dokumen yang telah disunting atau dirilis ke publik untuk pertama kalinya. Jika tidak, kita tak akan bisa langsung bilang bahwa inilah berita (penting),” ujar jurnalis investigasi Gerald Posner kepada Politico, 15 Desember 2021.*

Buy Article
Punya usulan tema?
promo
Apa tema menarik yang menurut anda layak ditulis untuk Historia Premium
SUBSCRIBE TO GET MORE
If you have a topic that you would like to publish into the Historia Premium, write an abstract and propose it to the internal communication team!
Subscribe
61dd035df96feb03f800b713
655b4008d4afaf2ad1c25efe