Presiden John F. Kennedy saat menerima Direktur FBI J. Edgar Hoover dan Jaksa Agung Robert F. Kennedy di Gedung Putih, 23 Februari 1961. (Abbie Rowe/NARA/Wikimedia Commons).
Aa
Aa
Aa
Aa
SIANG, 22 November 1963, Jaksa Agung Robert Kennedy sedang rehat sembari menikmati sandwich tuna bersama dua tamunya, Jaksa Robert Morgenthau dan ajudan, di belakang rumahnya di Viginia.
Menjelang jam dua siang, Bobby, panggilan akrabnya, hendak berpamitan kepada tamunya. Dia harus segera kembali ke konferensi tentang intensifikasi perang terhadap organisasi kriminal di Departemen Kehakiman. Tiba-tiba telepon berdering. Ethel istrinya memberitahunya bahwa si penelpon adalah Direktur FBI J. Edgar Hoover.
Suami-istri itu agak bingung. Hoover sebelumnya tak pernah sekali pun menelepon ke rumah mereka.
“Dia meletakkan tangannya di mulutnya dan berkata ‘Jack ditembak’,” ujar Morgenthau, 94 tahun, menggambarkan ekspresi Bobby, dalam wawancaranya yang dimuat newyork.cbslocal.com, 22 November 2013.
SIANG, 22 November 1963, Jaksa Agung Robert Kennedy sedang rehat sembari menikmati sandwich tuna bersama dua tamunya, Jaksa Robert Morgenthau dan ajudan, di belakang rumahnya di Viginia.
Menjelang jam dua siang, Bobby, panggilan akrabnya, hendak berpamitan kepada tamunya. Dia harus segera kembali ke konferensi tentang intensifikasi perang terhadap organisasi kriminal di Departemen Kehakiman. Tiba-tiba telepon berdering. Ethel istrinya memberitahunya bahwa si penelpon adalah Direktur FBI J. Edgar Hoover.
Suami-istri itu agak bingung. Hoover sebelumnya tak pernah sekali pun menelepon ke rumah mereka.
“Dia meletakkan tangannya di mulutnya dan berkata ‘Jack ditembak’,” ujar Morgenthau, 94 tahun, menggambarkan ekspresi Bobby, dalam wawancaranya yang dimuat newyork.cbslocal.com, 22 November 2013.
Pembunuhan Kennedy bukan hanya memukul Bobby, tapi juga menimbulkan hasratnya untuk mencari tahu penyebab pembunuhan kakaknya. Perhatiannya langsung tertuju kepada tiga pihak: Badan Intelijen Pusat (CIA), mafia, dan eksil Kuba; yang sakit hati atas kebijakan Kennedy.
“Bobby Kennedy adalah orang Amerika pertama yang mengeluarkan teori konspirasi,” ujar David Talbot, wartawan-penulis buku Brothers: The Hidden History of the Kennedy Years.
Upaya Bobby terhalang tembok kekuasaan. Lyndon B. Johnson, pengganti Kennedy, justru menunjuk Earl Warren untuk mengepalai komisi investigasi kematian Kennedy. Kesimpulan Komisi Warren bahwa Lee Harvey Oswald adalah pelaku tunggal mementahkan kecurigaan Bobby. Namun, banyak orang tetap percaya adanya konspirasi jahat di balik pembunuhan Kennedy. Teori konspirasi ini kemudian menggelembung. Mereka melakukannya sendiri atau bersama-sama. Berikut beberapa di antaranya.
Keterlibatan CIA
Kecurigaan berangkat dari hubungan buruk Kennedy dengan CIA. Konflik dimulai setelah Invasi Teluk Babi dan upaya menggulingkan Fidel Castro, yang dirancang CIA, digagalkan Kennedy. Dalam kasus lain, CIA membuat merah muka Kennedy karena mendalangi pembunuhan Presiden Vietnam Selatan Ngo Dinh Diem. Kennedy lalu membabat kekuasaan tak terbatas CIA dan mengganti direktur CIA, dari Allen Dulles ke John McCone.
Tak lama setelah penembakan, polisi menahan dan menginterogasi “tiga gelandangan” di dekat lokasi, yang dicurigai sebagai agen CIA. Tuduhan dialamatkan kepada E. Howard Hunt dan Frank Sturgis. Keduanya ditemukan dalam gerbong kereta api di belakang “bukit berumput” saat penembakan. Kemungkinan peran mereka bertumpu pada keterangan saksi dalam Komisi Warren bahwa setidaknya satu dari beberapa tembakan melesat dari bukit itu. Kepada Komisi Rockfeller, yang dibentuk Presiden Gerald Ford pada 1975 untuk menginvestigasi aktivitas CIA di AS, keduanya membantah tuduhan itu. Hasil kerja Komisi menyimpulkan tidak ada bukti yang bisa dipercaya mengenai keterlibatan CIA.
Namun, kesimpulan berbeda dikeluarkan Komisi Church, dibentuk pada 1975 untuk menginvestigasi aktivitas CIA di dalam maupun luar negeri. Laporan Komisi ini menyinggung kemungkinan oknum CIA dan FBI terlibat dalam pembunuhan.
Pada 1995, John M. Newman, mantan perwira intelijen Angkatan Darat AS dan asisten eksekutif direktur National Security Agency, menulis buku Oswald and the CIA yang menyebut James Angleton, kepala kontraintelijen CIA, sebagai tokoh kunci pembunuhan karena punya akses, kewenangan, dan kecerdikan untuk mengelola alur canggih ini.
Teori ini hanya didasarkan pada dugaan. Ada beberapa kesaksian tapi lemah dan tidak menunjuk siapa di balik pembunuhan. Juga tidak ada bukti fisik, peluru, saksi mata, atau sidik jari yang menunjuk pada CIA.
Mafia
Bobby curiga para mafia sakit hati kepada dirinya atau kakaknya, yang melancarkan perang melawan mafia. Banyak dari mereka dipenjara, kehilangan kekayaan, atau merasa diremehkan. Dugaan keterlibatan itu mengarah pada Jimmy Hoffa, ketua organisasi buruh angkutan Teamster; Carlos Marcello, gembong mafia New Orleans dan Dallas; hingga bos mafia Florida bernama Santo Trafficante Jr.
Kasino Trafficante di Havana rugi jutaan dolar ketika Fidel Castro naik ke puncak kekuasaan. Saat itulah, menurut banyak kalangan, Trafficante mulai bekerja sama dengan CIA. Tatkala berada di penjara, salah seorang yang menjenguk Trafficante adalah Jack Ruby, pemilik nightclub yang menembak mati Oswald.
Teori ini lemah karena tak ada koneksi antara Oswald dan mafia. Juga antara mafia dan Ruth Paine yang memberikan pekerjaan kepada Oswald di Texas School Book Depository. Tak ada pula kompensasi, misalnya uang, yang masuk ke rekening Oswald.
Ruby juga menembak Oswald secara spontan. Komisi Warren menyingkirkan kemungkinan keterlibatan mafia dalam pembunuhan. HSCA (House Select Committee on Assassinations) yang dibentuk pada 1976, menyimpulkan bahwa mafia tidak terlibat dalam konspirasi, tapi tidak menutup kemungkinan adanya individu yang punya hubungan dengan mafia menjadi bagian dari komplotan.
Fidel Castro
Fidel Castro berkali-kali menjadi sasaran pembunuhan yang dilakukan CIA. Invasi Teluk Babi, yang dilakukan para eksil Kuba binaan CIA, kian memperkeruh hubungan AS dan Kuba. Masalah ini, ditambah kedekatan Oswald dengan Fair Play for Cuba Committee, organisasi pro- Kuba, menjadi dasar tuduhan bahwa Castro atau orang-orangnya terlibat dalam pembunuhan Kennedy. Mafia John Roselli adalah orang pertama yang mengeluarkan rumor ini. Lyndon B. Johnson termasuk yang percaya. Namun, Komisi Warren dan HSCA tak menemukan bukti keterlibatan Castro.
Menurut Jerome A. Kroth dalam Conspiracy in Camelot: The Complete History of the Assassination of John Kennedy, ada banyak kelemahan dari teori ini. Castro tentu akan memilih orang yang lebih pantas dan cakap ketimbang Oswald. Selain itu, bagaimana mungkin Castro tahu rencana perjalanan Kennedy ke Dallas beberapa hari sebelumnya?
Castro sendiri, ketika diwawancarai wartawan Bill Moyers dari CBS News pada 1977, membantahnya. “Itu akan menjadi kebodohan mutlak bagi Kuba. Itu akan menjadi provokasi. Tak perlu dikatakan, itu akan memberi risiko bahwa negara kami akan dihancurkan oleh Amerika Serikat.”
Niat baik Kennedy untuk berdialog mendapat respek dari Castro, yang sedih ketika mendengar kabar kematian Kennedy. Bahkan Castro, tulis Philip Shenon dalam A Cruel and Shocking Act: The Secret History of the Kennedy Assassination, mengatur sesi wawancara dengan para staf Komisi Warren di sebuah kapal pesiar di perairan Kuba karena khawatir disalahkan.
Pelarian Kuba
Sesaat setelah mendengar berita penembakan Kennedy, Bobby langsung mengontak salah satu orang kepercayaannya, Enrique “Harry” Williams, seorang eksil Kuba sekaligus veteran Invasi Teluk Babi. Tanpa tedeng aling-aling Bobby mengatakan bahwa salah satu orang Williams terlibat. Bobby merupakan orang yang diminta Kennedy mengawasi tim Special Group, tim bentukan Kennedy untuk menyelesaikan masalah Kuba.
Orang-orang Kuba lari dari Kuba ke AS setelah Fidel Castro, yang komunis, naik ke tampuk kekuasaan. CIA membina mereka dan mengirim kembali ke Kuba guna menggulingkan Castro. Tidak adanya dukungan Kennedy, yang membuat invasi gagal, membuat mereka kecewa. Kekecewaan itu bertambah ketika Kennedy malah memilih jalan diplomasi. Para pendukung teori ini juga yakin Oswald didukung Kuba. Dia mungkin marah dengan Kennedy serta sikapnya terhadap Fidel Castro dan pemerintah komunis Kuba.
Wartawan Anthony Summers dalam Not In Your Lifetime mengatakan bukti menunjukkan bahwa Herminio Diaz berada di AS saat pembunuhan. Diaz merupakan bagian dari gerakan anti-Castro, pernah jadi kepala keamanan sebuah kasino di Havana milik bos mafia Trafficante, dan seorang pembunuh bayaran. Diaz dikabarkan mengungkapkan kepada teman-temannya bahwa dia terlibat dalam pembunuhan Kennedy.
Kudeta Lyndon B. Johnson
Siapa yang diuntungkan dari kematian Kennedy? Lyndon B. Johnson yang berambisi jadi presiden. Namun, langkahnya untuk meraih tiket wakil Demokrat dalam pemilihan tahun 1964 bisa terhambat selama Kennedy masih hidup.
Sebagai wakil presiden, dia juga kerap berbeda pandangan dengan Kennedy. Wartawan Joachim Joesten adalah penulis pertama yang mendiskreditkan Johnson melalui bukunya The Dark Side of Lyndon Baines Johnson. Menurut Joesten, Johnson “memainkan bagian penting” dalam konspirasi yang melibatkan “oligarki Dallas dan ... cabang lokal dari CIA, FBI, dan Secret Service.”
Simpul terpenting, Johnson membentuk Komisi Warren, yang menempatkan investigasi di bawah otoritasnya dan menghapus peluang kontrol Bobby Kennedy. Hasil Komisi Warren, yang menyebut Oswald sebagai pelaku tunggal, memuat banyak kejanggalan. Teori ini lemah karena berangkat dari analisis yang mengaitkan fakta-fakta politik antara Johnson-Kennedy dengan fakta-fakta di sekitar penembakan.
Namun, bukan berarti teori ini menghilang. Menurut Craig Zirbel, penulis buku The Texas Connection dan JFK LBJ: The Final Chapter on the Assassination of John F Kennedy, hanya Johnson yang punya motif dendam, sarana, dan kesempatan untuk menyusun gerakan konspiratif melawan presiden. Kesempatan itu tiba saat Kennedy berkunjung ke Texas, basis suara Johnson. Johnson bukan hanya mendesak Kennedy mengunjungi Texas tapi juga menentukan rute yang bakal dilalui iring-iringan presiden ketika di Dallas.
E. Howard Hunt, mantan agen CIA dan tokoh Watergate, dalam otobiografi American Spy: My Secret History in the CIA, Watergate, and Beyond yang dirilis setelah kematiannya, menyebut keterlibatan Johnson dan beberapa agen CIA.
Uni Soviet
Tatkala Kennedy berkuasa, Perang Dingin sedang berada di puncak. Kennedy setuju melucuti rudal Jupiter di Turki sebagai imbalan kesediaan Soviet menyingkirkan rudal di Kuba. Kennedy juga sepakat bahwa AS akan menghentikan upaya menggulingkan Castro. Ketidakmampuan Kennedy mengontrol operasi-operasi rahasia CIA yang terus menyerang Kuba membuat Soviet merasa dikhianati. “Ini adalah titik terkuat dalam teori konspirasi Soviet: motif. Penghinaan, rasa malu, dan pengkhianatan mungkin menjadi penyulut api balas dendam Khrushchev,” tulis Jerome A. Kroth.
Badan Intelijen Soviet (KGB) merasa punya dalih untuk menghilangkan Kennedy. Kedekatan Lee Harvey Oswald –yang ditengarai sebagai agen– dengan KGB ikut memperkuat kecurigaan. Namun, menurut Kroth, tak ada satu pun bukti yang menginformasikan keterlibatan KGB.
Komisi Warren maupun HSCA menemukan sedikit bukti untuk mendukung operasi yang didukung Soviet. Fakta lain yang melemahkan, kedekatan Khrushchev dengan Kennedy dalam menyelesaikan Perang Dingin. Pada Agustus 1963, keduanya juga menandatangani Limited Nuclear Test Ban Treaty.
Pendukung teori ini masih eksis. Ion Mihai Pacepa, mantan intelijen Blok Soviet, menyebut keterlibatan KGB serta ada jejak KGB pada diri Oswald dan pembunuhnya, Jack Ruby. Dalam bukunya, Programmed to Kill: Lee Harvey Oswald, the Soviet KGB, and the Kennedy Assassination, Pacepa menegaskan bahwa Khrushchev memerintahkan pembunuhan Kennedy. Khrushchev dikatakan membatalkan rencana tersebut, namun agen Soviet tak bisa menghubungi Oswald sebelum perintah pembatalan itu dilaksanakan.
Dalam buku Disinformation yang ditulisnya bersama sejarawan-cum-profesor hukum Ronald Rychlak pada 2013, Pacepa menyebut Soviet merancang “Operasi Naga” untuk mengalihkan dan menjauhkan pembunuhan Kennedy dari Kremlin.
Military-Industrial Complex
Hubungan tak harmonis Kennedy dengan para konglomerat membuat orang-orang kaya AS banyak yang tak suka kepada sang presiden. Dalam hal keamanan, program perdamaian dunia Kennedy dan rencana penarikan pasukan AS dari Perang Vietnam memberi mimpi buruk bagi pengusaha dan militer AS (military-industrial complex), termasuk Pentagon dan kontraktor pertahanan. Keuntungan yang selama ini mereka raup dari penjualan senjata yang digunakan dalam sejumlah perang yang melibatkan AS atau sekutunya di berbagai dunia bakal sirna.
Namun, teori ini hanya bersandar pada analisis belaka. Tak ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan hal itu.*