Diplomasi Budaya Film India

Film India punya ciri khas. Menjadi kekuatan ekonomi dan budaya. Duta besar India membeberkan bagaimana pemerintah India mendorong industri film.

OLEH:
Hendaru Tri Hanggoro
.
Diplomasi Budaya Film IndiaDiplomasi Budaya Film India
cover caption
Shri Gurjit Singh, Duta Besar India untuk Indonesia. (Micha Rainer Pali/Historia.ID).

TONGGAK awal industri film India berawal dari Dadasaheb Phalke. Dia membuat film cerita pertama di India pada 1913 berjudul Raja Harishchandra. Sejak itu film India berkembang pesat, bahkan mampu tampil ke pelbagai penjuru dunia dengan ciri khasnya. Film jadi media diplomasi budaya India.

“Jika anda ingin membicarakan budaya India, pertama-tama orang pasti akan menyebut film India,” kata Shri Gurjit Singh, duta besar India untuk Indonesia. Selain sebagai diplomat, dia juga penggemar film. Dia berperan dalam penyelenggaraan Festival Film India dan seminar “100 Tahun Film India” di Jakarta pada September 2013. 

Kepada Hendaru Tri Hanggoro dari Historia, Gurjit Singh membeberkan bagaimana pemerintah India memandang dan mendorong industri film. Bukan hanya sebagai alat ekonomi, tapi juga media pengantar kebudayaan.

TONGGAK awal industri film India berawal dari Dadasaheb Phalke. Dia membuat film cerita pertama di India pada 1913 berjudul Raja Harishchandra. Sejak itu film India berkembang pesat, bahkan mampu tampil ke pelbagai penjuru dunia dengan ciri khasnya. Film jadi media diplomasi budaya India.

“Jika anda ingin membicarakan budaya India, pertama-tama orang pasti akan menyebut film India,” kata Shri Gurjit Singh, Duta Besar India untuk Indonesia. Selain sebagai diplomat, dia juga penggemar film. Dia berperan dalam penyelenggaraan Festival Film India dan seminar “100 Tahun Film India” di Jakarta pada September 2013. 

Kepada Hendaru Tri Hanggoro dari Historia, Gurjit Singh membeberkan bagaimana pemerintah India memandang dan mendorong industri film. Bukan hanya sebagai alat ekonomi, tapi juga media pengantar kebudayaan.

Industri film India berusia 101 tahun. Sebenarnya, bagaimana pemerintah India memandang industri film?

Pemerintah India mendukung industri sinema di India. India punya banyak kota industri film. Sebutlah Mumbai, Tamil Nadu, Chennai, Hyderabad, Korala, Kolkata, dan Punjab. Soal pembuatan film, pemerintah tidak mengatur insan perfilman harus begini harus begitu. Tetapi pemerintah bertanggung jawab terhadap sensor dan insentif pembangunan gedung-gedung bioskop. Pemerintah punya dewan sensor untuk memberi sertifikat bagi tiap film. Pemerintah juga berusaha menekan harga tiket semurah mungkin. Tujuannya agar banyak orang bisa datang menonton. Tapi tiap negara bagian punya peraturan berbeda mengenai harga tiket. 

Bagaimana bantuan pemerintah India untuk mendorong pertumbuhan film?

Pemerintah India, sekira 30 tahun lalu, pernah menyiapkan sebuah program pengembangan film nasional. Kami menyediakan dana untuk sineas-sineas muda. Program itu berjalan baik. Pemerintah juga membantu dalam pelatihan sinema seperti teknik pembuatan film, akting, editing, sutradara. Hal ini ada dalam FTII (Film and Television Institute of India). Banyak sineas India berasal dari tempat tersebut. Sekarang bantuan bukan hanya datang dari pemerintah, tetapi juga dari lembaga swasta, bank, dan lain-lain. 

Di beberapa negara terdapat komunitas India. Bagaimana peran komunitas ini dalam penyebaran film India di suatu negara?

Komunitas India berperan penting dalam penyebaran film India, terutama Bollywood. Film India sudah diputar secara komersial di Indonesia, Timor Leste, Afrika Selatan, Negeri Persemakmuran, dan negara-negara teluk. Ada aktivitas pemutaran yang cukup besar. Diaspora India yang meluas adalah pasar yang besar bagi sinema India. Bahkan belakangan ini mulai bermunculan film-film India yang bertema diaspora. Hasilnya banyak produser dan sutradara film India mengambil gambar di luar negeri.

Dhundiraj Govind Phal, yang dikenal dengan Dadasaheb Phalke, dijuluki sebagai Bapak Sineas India. (starfilminstitute.com).

Bagaimana film menjadi media integrasi rakyat India yang terdiri dari beragam etnis dan bahasa? 

Film India, Bollywood, adalah salah satu faktor pemersatu India yang paling utama. Mengapa? Film Bollywood tak menunjukkan perbedaan pemerintah dan masyarakatnya. Mereka selalu menunjukkan harmoni. Dan sebaran film ini meluas di seluruh India, bahkan ke wilayah yang tidak berbahasa Hindi. 

Ada lelucon soal tiga hal yang paling mempersatukan India modern. Pertama, jaringan rel kereta api. Kedua, sistem administrasi. Dan terakhir, film India yang dapat ditemukan di mana saja. 

Film India juga memberi dampak positif melalui pesan-pesan sosial. Tapi terkadang juga ada pengaruh negatif, seperti bagaimana perempuan ditampilkan dalam film-film India.

Film India juga memperkenalkan seni, budaya, dan permasalahan keseharian masyarakat India. Apakah film India yang beredar di Indonesia sudah cukup menampilkan itu semua?

Saya senang film India diputar dan disambut baik di Indonesia. Banyak orang Indonesia menyukai film India. Kebanyakan karena tarian dan musiknya. Kami senang. Kami ingin menyebarluaskan budaya India di Indonesia. Dari tarian, musik, film, drama, sampai teater. 

Jika Anda ingin membicarakan budaya India, pertama-tama orang pasti akan menyebut film India. Saya sebelumnya mendatangi sebuah pernikahan. Mereka bernyanyi dan menarikan lagu-lagu India. Mereka tahu itu dari film. Jadi, film menjadi jendela untuk mengetahui budaya India. Contohnya Mahabharata. Ia tak hanya terkenal di India, tapi juga di Indonesia. Jadi ini memberi rasa kebersamaan di antara kita. 

Saya mendukung film India diputar di Indonesia, baik itu jenis populer, serius, atau apapun. Baik di bioskop maupun televisi. Ini berguna untuk meningkatkan hubungan di antara kita. 

Ke manapun saya pergi, orang kenal Shah Rukh Khan dan Amitabh Bachchan. Mereka tahu semua lagu-lagunya. Ya, film India telah menjadi sebuah instrumen persahabatan yang sangat baik.

Anda penggemar film. Menurut Anda, bagaimana perkembangan gagasan atau cerita dalam film India dulu dan sekarang?

Film India pertama yang dibuat pada 1913 berudul Raja Harishcandra. Film ini berkisah mengenai seorang raja bijaksana. Ini film mitologi dengan nilai moral yang tinggi. Kisah pahlawan besar yang sarat moral menjadi tema dominan sinema India sejak awal. 

Film India, selama 100 tahun terakhir, telah beradaptasi dengan berbagai macam tantangan, baik itu di bioskop, video, maupun televisi. Tapi film India tetap bertahan dengan berbagai tema. Mereka ingin memasukkan berbagai emosi ke dalamnya: jahat, senang, sedih, keluarga. Semuanya ada dalam satu film. Anda bisa menontonnya bersama keluarga atau teman. Saya pikir itu fenomena menarik, dan mungkin tak akan berubah. Tapi ada juga film dengan isu yang lebih menyempit, yang hanya menarik sebagian kecil segmen penonton. Film seperti itu juga bertahan. 

Satu yang harus disebut, film India juga penting dari sisi diplomatik. Mahabharata tidak kalah baik secara visual dibandingkan film-film Barat; kostum, ekspresi, musik, teknologi, dan lain-lain. Teknologi telah terintegrasi ke sinema India. Jadi, visualisasi dan animasi yang baik, penyutradaraan yang baik, semuanya menjadi hal penting dalam sinema India. Tapi saya rasa tema-temanya juga akan semakin kompleks dan canggih. Akan semakin banyak kontribusi untuk film India. Bukan hanya dari India, tapi juga mungkin dari Indonesia, dan negara lain. 

Jadi, saya sangat senang karena film India juga dibuat di Indonesia. Saya harap, hal ini akan terjalin dalam waktu lama.*

Penerjemah Rahadian Rundjan

Majalah Historia No. 20 Tahun II 2014

Buy Article
Punya usulan tema?
promo
Apa tema menarik yang menurut anda layak ditulis untuk Historia Premium
SUBSCRIBE TO GET MORE
If you have a topic that you would like to publish into the Historia Premium, write an abstract and propose it to the internal communication team!
Subscribe
61dd035df96feb03f800b713
65efed75687b05b13114d5b4
X

Pengumuman

Website Historia.ID Premium akan dinonaktifkan per akhir Februari 2025 karena kami sedang melakukan migrasi konten ke website Historia.ID

Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Terima kasih
Historia.ID