AYANDE Sloan berusia 14 tahun ketika Jepang mendarat di Tarakan, Januari 1942. Karena berparas bule, gadis muda itu tak bisa keluar rumah. Dalam tempo-tempo tertentu, saat serdadu Jepang merazia rumah-rumah penduduk untuk mencari orang bule, Ayande digulung dalam kasur oleh ibunya.
Ayande peranakan. Ibunya orang Tarakan, ayahnya John Erwin Sloan, orang Australia. “Kakek saya orang kapal Australia. Dia jumpa nenek saya ketika kapalnya berlabuh membeli minyak di Tarakan,” kata Nur Asiah, berusia 70 tahun, anak pertama Ayande Sloan ketika dijumpai Historia di kediamannya di Bogor, Jawa Barat.
Untuk mencari selamat, Ayande dinikahkan dengan Djepang Dadum, pemuda radikal yang dikenal pemberani dan tukang bantai serdadu Jepang. “Orangtua saya menikah tahun 1942. Waktu itu umur ibu 14 tahun dan ayah kalau gak salah 30 tahun,” ujar Nur Asiah.
AYANDE Sloan berusia 14 tahun ketika Jepang mendarat di Tarakan, Januari 1942. Karena berparas bule, gadis muda itu tak bisa keluar rumah. Dalam tempo-tempo tertentu, saat serdadu Jepang merazia rumah-rumah penduduk untuk mencari orang bule, Ayande digulung dalam kasur oleh ibunya.
Ayande peranakan. Ibunya orang Tarakan, ayahnya John Erwin Sloan, orang Australia. “Kakek saya orang kapal Australia. Dia jumpa nenek saya ketika kapalnya berlabuh membeli minyak di Tarakan,” kata Nur Asiah, berusia 70 tahun, anak pertama Ayande Sloan ketika dijumpai Historia di kediamannya di Bogor, Jawa Barat.
Untuk mencari selamat, Ayande dinikahkan dengan Djepang Dadum, pemuda radikal yang dikenal pemberani dan tukang bantai serdadu Jepang. “Orangtua saya menikah tahun 1942. Waktu itu umur ibu 14 tahun dan ayah kalau gak salah 30 tahun,” ujar Nur Asiah.
Lakon hidup Djepang Dadum belum tercatat di lembaran-lembaran sejarah. Kisahnya hanya hidup di tengah rakyat Tarakan. Cerita dari mulut ke mulut.
Nama aslinya Kamai. Lahir di Tarakan. Orangtuanya campuran Banjarmasin-Semarang. Ayahnya seorang pembakal, semacam lurah atau kepala kampung, di Tarakan. Beranjak dewasa nama Kamai tak dipakainya lagi. Dia lebih dikenal dengan nama Djepang Dadum, nama pemberian orang banyak.
“Dia tokoh masyarakat yang pemberani. Tukang bantai orang Jepang. Makanya dipanggil Djepang Dadum,” kata Doddy Irvan, jurnalis Tarakan TV kepada Historia, di Tarakan. Doddy cucu kandung Djepang Dadum. Tempo hari, dia pernah meneliti riwayat hidup kakeknya untuk kepentingan liputan.
Ayande Sloan (tengah). (Koleksi keluarga Ayande Sloan).
Pulau Tarakan (dulu bagian dari Kalimantan Timur) adalah wilayah pertama yang diduduki Jepang. “Pada awal kedatangannya, Jepang membuka beberapa penjara dan membebaskan narapidana yang ada di dalamnya,” tulis Alamsjah Ratu Perwiranegara dalam Ex Peta dan Gyu Gun Cikal Bakal TNI.
Selama beberapa hari rakyat dibiarkan merampok dan mengambil barang-barang di toko-toko atau gedung-gedung. Namun, selang beberapa waktu, penguasa militer Jepang memeriksa dan menahan semua rakyat yang terlibat dalam aksi penjarahan itu. “Bagi yang tidak terbukti, tetapi dicurigai, maka dikenakan hukuman dijemur pada terik matahari,” tulis Alamsjah.
Akibatnya, rakyat Kalimantan pun malawan. Muncul gerakan perlawanan, baik sporadis maupun terorganisir. Pada 16 Oktober 1943, sebanyak 69 tokoh masyarakat berunding di gedung Medan Sepakat, Pontianak. Mereka sepakat merebut kekuasaan dan mendirikan Negeri Rakyat Kalimantan Barat. Waktunya: pukul 02.30 tanggal 8 Desember 1943.
Pemberontakan itu tak pernah terjadi karena para pemimpinnya keburu ditangkap dan dibunuh di daerah Mandor pada Oktober 1943.
Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jepang melakukan pembantaian secara rahasia pada September 1943. Di Kalimantan Timur tercatat 133 orang menjadi korban. “Kecuali itu banyak yang tidak tercatat. Ada yang ditembak mati dan dipancung di Balikpapan. Rata-rata dituduh sebagai mata-mata,” tulis Alamsjah.
Di Tarakan, sekelompok rakyat yang dipimpin Kamai melakukan perlawanan dengan bergerilya. Mereka membuntuti dan membunuh serdadu Jepang yang sedang sendirian secara diam-diam.
Kelompok yang dipimpin Kamai ini tak bernama dan juga tak terorganisir. Di kalangan rakyat dia cukup dikenal sebagai pemberani yang disegani. Karena aksi-aksinya, Kamai dijuluki Djepang Dadum, nama yang dipakainya hingga akhir hayatnya.*