Perwira Prancis di Pemakaman Jenderal Soedirman

Perwira Prancis ini bertugas sebagai peninjau senior dalam misi perdamaian di Indonesia. Meninjau insiden Brastagi dan berdinas di Jawa Tengah.

OLEH:
Satrio Dwicahyo
.
Perwira Prancis di Pemakaman Jenderal SoedirmanPerwira Prancis di Pemakaman Jenderal Soedirman
cover caption
Pemakaman Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman pada 29 Januari 1950. (ANRI).

PEMAKAMAN Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman di Semaki, Yogyakarta pada 29 Januari 1950 tidak hanya dihadiri oleh orang Indonesia. Biografi Djenderal Sudriman terbitan Biro Sedjarah AD menulis bahwa Mayor Jenderal Mollinger, perwakilan KNIL dan mantan lawan Sudirman, juga memberikan penghormatan terakhir kepada sang panglima. Selain Mollinger, ada seorang perwira Prancis yang turut melayat.

Perwira Prancis tersebut adalah Letnan Kolonel Pierre André Ansidei. Solichin Salam dalam Djenderal Soedirman Pahlawan Kemerdekaan menulis bahwa Ansidei adalah seorang mayor. Namun, Journal officiel de la République Française, 24 September 1947 yang termuat di retronews.fr menerangkan bahwa Ansidei seorang letnan kolonel. Meskipun Ansidei seorang perwira artileri, ia hadir di pemakaman Soedirman sebagai perwira peninjau utusan Konsulat Prancis yang diperbantukan pada UNCI (United Nations Commission for Indonesia).

PEMAKAMAN Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman di Semaki, Yogyakarta pada 29 Januari 1950 tidak hanya dihadiri oleh orang Indonesia. Biografi Djenderal Sudriman terbitan Biro Sedjarah Angkatan Darat menulis bahwa Mayor Jenderal Mollinger, perwakilan KNIL dan mantan lawan Sudirman, juga memberikan penghormatan terakhir kepada sang panglima. Selain Mollinger, ada seorang perwira Prancis yang turut melayat.

Perwira Prancis tersebut adalah Letnan Kolonel Pierre André Ansidei. Solichin Salam dalam Djenderal Soedirman Pahlawan Kemerdekaan menulis bahwa Ansidei adalah seorang mayor. Namun, Journal officiel de la République Française, 24 September 1947 yang termuat di retronews.fr menerangkan bahwa Ansidei seorang letnan kolonel. Meskipun Ansidei seorang perwira artileri, ia hadir di pemakaman Soedirman sebagai perwira peninjau utusan Konsulat Prancis yang diperbantukan pada UNCI (United Nations Commission for Indonesia). 

Perwira peninjau UNCI adalah anggota militer dari berbagai negara yang menjalankan misi perdamaian di tengah kecamuk Perang Kemerdekaan Indonesia. Para perwira ini dituntut netral dan jeli dalam mengawasi agar kedua kubu selalu mematuhi perjanjian yang telah disepakati. Beberapa mulai berdinas di Indonesia sejak Agresi Militer Belanda I. Salah satu di antaranya adalah Letkol Ansidei.

Letnan Kolonel Ansidei (kedua dari kiri) bersama para petinggi Republik Indonesia pada pemakaman Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman, 29 Januari 1950. (Repro Matsum Lubis, Kenang-Kenangan Pada Panglima Besar Djenderal Sudirman).

Perwira Peninjau Senior

Pierre André Ansidei lahir pada 26 Januari 1902 di Vesoul, sebuah desa di Prancis tak jauh dari perbatasan dengan Swiss. Sebelum ditugaskan ke Indonesia, ia berdinas di Skuadron Artileri Resimen Infanteri Kolonial IX Angkatan Darat Prancis. Kata “kolonial” menunjukkan bahwa kesatuannya adalah pasukan ekspedisi yang biasa bertugas di luar negeri. Keakraban Letkol Ansidei dengan penugasan luar negeri inilah yang membuatnya ditunjuk sebagai perwira peninjau pada Perang Kemerdekaan Indonesia. 

Dokumen UNCI bertanggal 10 Januari 1949 yang tersimpan di archives.un.org menyebutkan bahwa Letkol Ansidei adalah perwira senior kedua di antara utusan Prancis lainnya. Kedudukan perwira paling senior masih dipegang oleh Kolonel Victor Morizon, penasihat militer utama untuk delegasi Prancis di Markas PBB New York. Kala itu Kolonel Morizon ditugaskan untuk membantu UNCI di Jawa. 

Kurang dari enam bulan kemudian, Kolonel Morizon berpindah tugas dan membuat Letkol Ansidei menjadi perwira Prancis paling senior di UNCI. Dokumen UNCI bertanggal 19 Juli 1949 yang tersimpan di archives.un.org menerangkan bahwa Letkol Ansidei ditunjuk sebagai satu dari dua perwira senior yang bertugas membimbing perwira junior dari berbagai negara. Perwira senior lainnya adalah Kolonel R.L.C. Rose yang mewakili tentara Inggris. 

Dokumen yang sama menunjukkan bahwa Letkol Ansidei adalah koordinator dari tiga perwira Prancis lainnya yaitu Mayor J. Rousset dan Kapten F.X. Giacomaggi dari Angkatan Darat serta Letkol Jean Brasseur-Kermadec dari Angkatan Laut. 

Kapten Giacomaggi dan Letkol Kermadec di kemudian hari tercatat sebagai petinggi militer Prancis. Menurut Dan Hofstader dalam Egypt & Nasser: 1952–1956, Giacomaggi adalah komandan pasukan PBB pasca Perang Enam Hari antara Israel dengan Mesir. Sementara itu, buletin Mededelingen terbitan Angkatan Laut Belgia menerangkan bahwa Kermadec pernah menjabat sebagai panglima Angkatan Laut Prancis di wilayah Laut Mediterania.

Prajurit kami hanya membalas tembakan tentara Belanda yang menumpang jip berbendara PBB milik UNCI.

Meninjau Insiden Brastagi 

Bertugas di bawah bendera PBB tak membuat Letkol Ansidei bisa duduk tenang di markas UNCI di Hotel Des Indes, Batavia. Pada 18 Maret 1949, para penasihat militer asing dikejutkan dengan berita penembakan jip putih milik UNCI di Brastagi, Sumatra Utara. 

Dokumen UNCI berjudul “Attack on MILOBS Brastagi” di archives.un.org melaporkan bahwa jip putih tersebut dikendarai oleh dua perwira peninjau asal Inggris dan Amerika. Letkol Chaplin dari Angkatan Darat Inggris terkena enam peluru, sementara Mayor Simmons dari Angkatan Udara Amerika Serikat terkena satu peluru. Keduanya dievakuasi ke Jakarta untuk perawatan medis.

Untuk alasan penyelidikan, Letkol Ansidei yang sedang bertugas di Sumatra Utara diperintahkan mendampingi peninjau UNCI lainnya. Investigasi UNCI diwarnai adu klaim yang menyulitkan para peninjau mengidentifikasi pelaku. 

Kedua korban penembakan menuturkan kepada Letkol Ansidei dan tim UNCI bahwa pelakunya adalah pihak TNI. Letnan Voorst tot Voorst dari tentara Belanda menambahkan bahwa “sang penembak sangat mungkin bertindak di bawah komando Mariam Ginting.” 

Sementara itu, Kolonel Hidayat, komandan TNI wilayah Sumatra, melalui Susanto Tirtoprodjo selaku ketua delegasi Republik Indonesia tidak sepenuhnya menyangkal namun bersikukuh bahwa prajuritnya hanya membela diri, “prajurit kami hanya membalas tembakan tentara Belanda yang menumpang jip berbendara PBB milik UNCI.” 

Atas inisiasi UNCI diadakan Perjanjian Roem-Royen untuk menghentikan ketegangan Belanda-Indonesia. (ANRI).

Berdinas di Jawa Tengah 

Koran De Vrije Pers pada 27 September 1949 melaporkan bahwa pada hari sebelumnya, Letkol Ansidei telah menyerahkan jabatannya kepada Kolonel Maxime Albert Clay dari Angkatan Darat Prancis. Tak ubahnya Letkol Ansidei, Kolonel Clay adalah seorang perwira artileri dari resimen infanteri kolonial, sebagaimana tertulis pada dokumen personalia Kolonel Clay yang tersimpan di leonore.archives-nationales.culture.gouv.fr

Sebelum menyerahkan jabatan kepada Kolonel Clay, Letkol Ansidei pernah menjadi narasumber dalam sebuah diskusi di pusat kebudayaan Prancis Alliances Française di Simpangclub, Surabaya. Tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai materi yang ia sampaikan. Namun, De Ochtend Bulletin menyebut bahwa Ansidei diundang sebagai eks perwira peninjau dalam sebuah causerie atau acara bincang-bincang santai.

Sejak tahun 1950, UNCI mengajukan pengurangan jumlah perwira peninjau yang bertugas. Alih-alih dibebastugaskan, Letkol Ansidei justru kembali dipercaya menjadi perwira peninjau di Jawa Tengah yang berkedudukan di Semarang. Pada penugasan inilah Ansidei mendengar kabar tentang kemangkatan Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman dan menyempatkan diri untuk memberi penghormatan terakhir kepada salah satu tokoh besar Revolusi Indonesia tersebut.*

Penulis adalah pengajar di Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada. Fokus riset pada sejarah perang dan masyarakat.

Buy Article
Punya usulan tema?
promo
Apa tema menarik yang menurut anda layak ditulis untuk Historia Premium
SUBSCRIBE TO GET MORE
If you have a topic that you would like to publish into the Historia Premium, write an abstract and propose it to the internal communication team!
Subscribe
61dd035df96feb03f800b713
6537ae8db2310637c5545ee1