PRRI Kecil Hingga Pulau Terpencil

Organisasi pemuda Murba ini sebagai kawah candradimuka kader-kader muda. Cabang Jakarta lebih menonjol.

OLEH:
Budi Setiyono
.
PRRI Kecil Hingga Pulau TerpencilPRRI Kecil Hingga Pulau Terpencil
cover caption
Peserta kursus pendidikan politik Partai Murba cabang Blitar, 1962. Pengajarnya Nurut dan Ongki D, mantan Digulis. (Repro Ayahku Maroeto Nitimihardjo).

PARTAI Murba memberi perhatian terhadap pendidikan kader. Anggota-anggota muda dari daerah dibawa ke Jakarta untuk digembleng. Sebagai wadah pemuda, dibentuklah Pemuda Republik Rakyat Indonesia (PRRI) yang berpusat di Surabaya. Ormas ini lahir dalam Kongres Pemuda IV di Surabaya pada 8-15 Juni 1950 –yang juga melahirkan sejumlah organisasi pemuda lainnya. Ia merupakan fusi dari lima organisasi pemuda: PRRI, Gerim, PRAI, PRI, dan Gapi.

Saat itu, PRRI memiliki empat cabang di Jawa Timur. Gerim memiliki 11 cabang yang tersebar di Jawa Barat (6), Jawa Tengah (3), dan Sulawesi (2). PRAI memiliki dua cabang di Jawa Tengah. PRI memiliki sembilan cabang yang tersebar di Kalimantan (7) serta Sulawesi dan Maluku. Sementara Gapi memiliki delapan cabang di Jawa Timur. “Nama-nama organisasi lengkapnya tidak ditemukan,” tulis sejarawan Harry A. Poeze.

PARTAI Murba memberi perhatian terhadap pendidikan kader. Anggota-anggota muda dari daerah dibawa ke Jakarta untuk digembleng. Sebagai wadah pemuda, dibentuklah Pemuda Republik Rakyat Indonesia (PRRI) yang berpusat di Surabaya. Ormas ini lahir dalam Kongres Pemuda IV di Surabaya pada 8-15 Juni 1950 –yang juga melahirkan sejumlah organisasi pemuda lainnya. Ia merupakan fusi dari lima organisasi pemuda: PRRI, Gerim, PRAI, PRI, dan Gapi.

Saat itu, PRRI memiliki empat cabang di Jawa Timur. Gerim memiliki 11 cabang yang tersebar di Jawa Barat (6), Jawa Tengah (3), dan Sulawesi (2). PRAI memiliki dua cabang di Jawa Tengah. PRI memiliki sembilan cabang yang tersebar di Kalimantan (7) serta Sulawesi dan Maluku. Sementara Gapi memiliki delapan cabang di Jawa Timur. “Nama-nama organisasi lengkapnya tidak ditemukan,” tulis sejarawan Harry A. Poeze.

Salah satu pendiri PRRI adalah Wasid Soewarto, yang kelak memimpin Partai Murba.

Dalam kepengurusan PRRI yang terdiri dari lima belas orang, duduk tiga sekawan Wasid Soewarto, Bambang Singgih, dan Hasjim Darif, yang segera menjadi tokoh penting di dalam Partai Murba.  

Dari tokoh periode sebelumnya dipilih Abidin Effendi dan Chalid Rasjidi. Lalu ada lima orang Koordinator Provinsi: tiga untuk Jawa, dan masing-masing satu untuk Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan. Empat belas orang Komisaris –sebelas untuk Jawa, dua untuk Sumatra, dan satu untuk Kalimantan Barat– diangkat, kemudian ada 37 cabang aktif atau sedang didirikan (Jawa 26, Sumatra 7, Sulawesi 2, dan Kalimantan 2). Selain itu disebut satu demi satu empat orang mandataris provinsi, dan 27 nama di bawah sebutan “potensi-potensi tersebar”.

Poeze hanya mengulas sedikit informasi mengenai PRRI. Salah satunya dari Pembela Proklamasi, warta mingguan milik Partai Murba, tahun 1955. Ia menyebut PRRI di Jakarta, Bandung, Sumatra Timur, dan Kalimantan ternyata aktif. Disebutkan pula pembentukan cabang PRRI dengan 2.700 anggota dan enam anak cabang di pulau-pulau terpencil Sangihe dan Talaud di utara Sulawesi.

Di Jakarta, anak cabang berkembangan menjadi dua puluh. Sidang pleno mengumumkan kegiatan-kegiatan di ibukota. Kursus-kursus tentang pengetahuan umum, organisasi dan jurnalistik harus diperluas. Sebuah perkumpulan orkes keroncong Irama Gembira dan orkes Melayu Massa Muda dan perkumpulan sandiwara Miss Eulis semuanya aktif. Kegiatan olahraga juga diorganisasi.  

Tiga kelompok “pionier” juga dibentuk –pramuka untuk remaja serta untuk pemuda dan pemudi. Kelompok pramuka ini membuat api unggun besar saat peringatan tujuh tahun Partai Murba tanggal 7 November 1955. Pengurus nasional mereka menyatakan dukungan kepada Partai Murba, yang ditandatangani ketuanya Abyoto dan Pejabat Sekretaris Jenderal D.A. Disma.

Sejak 1958, singkatan PRRI tidak digunakan ketika gerakan separatisme meletus di Sumatra Barat dengan menggunakan singkatan yang sama. Sebagai gantinya, dipakailah nama Parri.  

Sama seperti yang lainnya, Parri bergabung dengan Sekber Golkar.*

Majalah Historia No. 34 Tahun III 2016

Buy Article
Punya usulan tema?
promo
Apa tema menarik yang menurut anda layak ditulis untuk Historia Premium
SUBSCRIBE TO GET MORE
If you have a topic that you would like to publish into the Historia Premium, write an abstract and propose it to the internal communication team!
Subscribe
61dd035df96feb03f800b713
673b03d97fdadd85e2b8b7e6