Srikandi Pendulang Medali

Indonesia sudah memperoleh 37 medali dari tiga cabang olahraga sepanjang keikutsertaannya di ajang Olimpiade. Bagaimana kiprah atlet-atlet putri?

OLEH:
Fadrik Aziz Firdausi
.
Srikandi Pendulang MedaliSrikandi Pendulang Medali
cover caption
Atlet peraih medali Olimpiade Rio de Janeiro 2016 diarak dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

LILIYANA Natsir tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia berlutut lalu berlari ke arah Richard Mainaky, sang pelatih. Tandemnya, Tontowi Ahmad, kemudian menghampiri. Mereka berpelukan. Rasa haru menyeruak. Indonesia meraih medali emas di cabang bulutangkis nomor ganda campuran di Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil 2016.

“Pokoknya perasaannya campur aduk lah,” kata Liliyana, dikutip badmintonindonesia.org, laman Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). 

Sebelumnya, pada Olimpiade Barcelona 1992, Susi Susanti menyumbangkan medali emas pertama bagi Indonesia di nomor tunggal putri –disusul Alan Budikusuma di nomor tunggal putra. Sayang, Susi tak bisa mempertahankan kegemilangannya dan hanya meraih perunggu pada Olimpiade Atlanta 1996. Susi Susanti tak sendiri; ada Mia Audina yang meraih perak.

LILIYANA Natsir tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia berlutut lalu berlari ke arah Richard Mainaky, sang pelatih. Tandemnya, Tontowi Ahmad, kemudian menghampiri. Mereka berpelukan. Rasa haru menyeruak. Indonesia meraih medali emas di cabang bulutangkis nomor ganda campuran di Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil 2016.

“Pokoknya perasaannya campur aduk lah,” kata Liliyana, dikutip badmintonindonesia.org, laman Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). 

Sebelumnya, pada Olimpiade Barcelona 1992, Susi Susanti menyumbangkan medali emas pertama bagi Indonesia di nomor tunggal putri –disusul Alan Budikusuma di nomor tunggal putra. Sayang, Susi tak bisa mempertahankan kegemilangannya dan hanya meraih perunggu pada Olimpiade Atlanta 1996. Susi Susanti tak sendiri; ada Mia Audina yang meraih perak.

Tradisi medali di cabang bulutangkis terulang di Olimpiade Sydney 2000. Minarti Timur, yang bertandem dengan Tri Kusharjanto, meraih perak di nomor ganda campuran. Pun demikian pada Olimpiade Beijing 2008, Nova Widianto/Liliyana Natsir meraih medali perak di nomor ganda campuran. Sementara pebulutangkis tunggal putri Maria Kristin Yulianti meraih perunggu.

Rentetan prestasi itu sempat terhenti pada Olimpiade London 2012. Cabang bulutangkis yang selalu menjadi andalan tak menyumbangkan medali. Langkah ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir terhenti di semifinal dan kalah pada perebutan medali perunggu.

“Saya lega, bangga, senang. Karena Indonesia biasanya tradisi emas, tapi kemarin di Olimpiade London 2012 kami berutang bawa medali. Sekarang langsung kami bayar utangnya. Senang sekali,” kata Liliyana. Dengan medali emas ini, total Indonesia meraih tiga medali pada Olimpiade 2016. Dua medali perak disumbangkan cabang angkat besi.

Cabang bulutangkis kembali mempersembahkan dua medali dalam Olimpiade Tokyo 2020. Pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mencatat sejarah sebagai ganda putri pertama yang merebut medali emas di ajang Olimpiade. Tiga medali lagi disumbangkan cabang angkat besi.

Mia Audina (Kiri) dan Susi Susanti (Kanan) di Olimpiade Atlanta 1996. (olympic.org).

Raihan Medali Emas

Sejak 1950, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengusahakan agar Indonesia dapat turut berkompetisi dalam Olimpiade. Usaha tersebut membuahkan hasil tatkala Indonesia diterima menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) tahun 1952. Pada tahun yang sama, kontingen Indonesia kali pertama berlaga dalam Olimpiade Helsinki. 

Keanggotaan di IOC sempat dicabut sementara pada 1963 karena Indonesia menolak memberi visa kepada kontingen dari Israel dan Taiwan pada Asian Games IV 1962 di Jakarta. Presiden Sukarno meradang dan memerintahkan KOI keluar dari IOC, dan bahkan bikin ajang olahraga tandingan bernama The Games of The New Emerging Forces (Ganefo). 

Pencabutan itu tak berlangsung lama. Setahun kemudian status keanggotaan dikembalikan. Namun Indonesia tak bisa ikut dalam Olimpiade Tokyo 1964 akibat penyelenggaraan Ganefo. Setelah melakukan lobi, masalah dengan IOC rampung dan Indonesia bisa kembali berlaga di Olimpiade. 

Sejak keikutsertaannya dalam Olimpiade Helsinki hingga Olimpiade Los Angeles 1984, Indonesia gagal meraih medali emas. Peluang mendulang medali terbuka ketika IOC setuju mempertandingkan cabang bulutangkis. Mulanya hanya olahraga eksibisi pada Olimpiade Seoul 1988 lalu resmi dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona 1992. Berkat persiapan yang matang, target merengkuh medali emas tercapai. 

Hingga kini, Indonesia sudah mengumpulkan 37 medali (8 emas, 14 perak, dan 15 perunggu) selama keikutsertaannya di Olimpiade. Semua medali emas disumbangkan cabang bulutangkis.

Raihan perak di Olimpiade Seoul jadi kenangan terindah buat saya. Bukan semata soal medalinya tapi prosesnya yang tidak bisa saya lupakan.

Dari Panahan ke Angkat Besi

Medali pertama bagi Indonesia diraih pada Olimpiade Seoul 1988. Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani berhasil mempersembangkan medali perak di cabang panahan nomor beregu. 

“Raihan perak di Olimpiade Seoul jadi kenangan terindah buat saya. Bukan semata soal medalinya tapi prosesnya yang tidak bisa saya lupakan,” ujar Kusuma Wardhani, dikutip Harian Bola, 18 September 2015. 

Sebelum berlaga, Kusuma Wardhani bersama Nurfitriyana dan Lilies menjalani latihan yang spartan dan keras di Sukabumi. Ketiganya merasa menjadi “korban obsesi” sang mentor, Donald Djatunas Pandiangan, peraih empat medali SEA Games cabang panahan sehingga dijuluki “Robin Hood Indonesia” tapi gagal pada Olimpiade Montreal, Kanada, 1976. 

Sayang, kesuksesan ketiga srikandi itu tak menular kepada penerusnya. Panahan masih absen menyumbangkan medali. Selain dari cabang bulutangkis, lifter putri kemudian unjuk gigi. Raema Lisa Rumbewas menggondol perak di kelas 48 kg pada Olimpiade Sydney 2000. Torehan apik juga didapat Sri Indriyani dengan medali perunggu di kelas yang sama dan Winarti Binti Slamet di kelas 53 kg. Raema kembali mengulang prestasinya kala meraih perak pada Olimpiade Athena 2004 tapi kali ini di kelas 53 kg. 

Rentetan prestasi itu menurun pada gelaran berikutnya. Baru pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lifter Sri Wahyuni Agustiani menorehkan medali perak di kelas 48 kg. Pada Olimpiade Tokyo 2020 lifter Windy Cantika Aisah berhasil merebut medali perunggu kategori 49 kg. Secara umum, sejak Olimpiade Sydney 2000, cabang angkat besi tercatat sudah menyumbangkan sebelas medali; empat perak dan tujuh perunggu. 

Donald Pandiangan (kiri) bersama tiga srikandi peraih medali Olimpiade pertama bagi Indonesia dari cabang panahan. (Public domain).

Perlu Pembinaan

Raihan medali di Olimpiade Rio de Janeiro memang jauh dari catatan apik di Olimpiade Sydney. Dan selalu persiapan yang kurang matang dan pembinaan atlet jadi kambing hitam. Hal itu sudah dikeluhkan sejak penurunan prestasi di ajang yang sama empat tahun sebelumnya. 

“Saya setuju dengan Pelatnas jangka panjang misalnya proyek empat tahunan terus-menerus dan sasaranya adalah Olimpiade berikutnya dan target utamanya bukan lagi SEA Games dan Asian SEA Games. Pelatnasnya jangan on-off seperti sekarang,” ujar pemerhati olahraga Yunaz Santhani Azis, dikutip laman BBC Indonesia, 9 Agustus 2012. 

M.F. Siregar, yang berperan penting mengantarkan kejayaan Indonesia saat menjabat ketua Bidang Pembinaan PBSI sekaligus ketua Proyek Olimpiade Barcelona, menyebut Indonesia bisa mencontoh negara-negara lain. Amerika Serikat menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan prestasi atlet. Tiongkok memberikan perhatian pada suplemen makanan. 

Khusus atlet perempuan, Siregar menyebut Tiongkok memberdayakan perempuan-perempuan yang tinggal di pedesaan dengan anatomi tubuh yang besar dan kekar untuk dilatih angkat besi secara intensif. Hasilnya? 

“Tak tanggung-tanggung. Di depan publik sendiri, para perempuan itu menjadi pahlawan dengan mengantongi empat dari tujuh medali emas hanya dari angkat besi saja,” ujarnya, dikutip dalam biografinya M.F. Siregar: Matahari Olahraga Indonesia yang ditulis Brigitta Isworo Laksmi dan Primastuti Handayani.*

Majalah Historia No. 32 Tahun III 2016

Buy Article
Punya usulan tema?
promo
Apa tema menarik yang menurut anda layak ditulis untuk Historia Premium
SUBSCRIBE TO GET MORE
If you have a topic that you would like to publish into the Historia Premium, write an abstract and propose it to the internal communication team!
Subscribe
61dd035df96feb03f800b713
6551ef780b42419f75eb113b