Lembaga Kebudayaan Nasional sebagai wadah kebudayaan PNI memilih jalan tengah, tetapi mengganyang kebudayaan imperialis dan Manikebuis.
Disebut-sebut sebagai calon-calon kader PNI, para marhaenis muda itu dianggap gagal mengamankan Bung Karno.
PNI berperan melahirkan serikat-serikat buruh. Organisasi buruh PNI berkembang dengan pesat, tetapi berujung perpecahan.
Kiprah kaum perempuan di dalam PNI. Sayap organisasi perempuan berperan dalam kemenangan PNI dalam pemilu. Namun, PNI kemudian mereduksi peran mereka.
Dari Barisan Pelopor menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia. Milisi PNI ini tak berkompromi dengan Belanda. Bersimpang jalan dengan Sukarno.
Sempat dibubarkan para pendirinya, PNI dihidupkan kembali oleh para mantan pendiri yang lama setelah Indonesia merdeka.
Situs bersejarah dari PNI, partai nasionalis pertama di Indonesia, tak banyak diketahui publik. Telah beralih tangan pemilik.
Beda siasat dan strategi perjuangan, Sukarno dan Hatta berpisah di tengah jalan. Berjuang dengan caranya masing-masing.
PNI dibubarkan karena tekanan penguasa kolonial Belanda. Partindo lahir sebagai gantinya.
PNI mengadopsi lambang Perhimpunan Indonesia. Sukarno mengubah kerbau menjadi banteng.